Sampah dalam pandangan masyarakat kita di identikkan sebagai sesuatu yang menjijikan dan di jauhi secara sikap dan sifat dasar manusianya, memang ini adalah hal yang lumrah terjadi kepada diri kita dan bukan juga karna salah dalam mengambil sikap.
akan tetapi dalam alur sejarah Indonesia Khususnya, banyak data dan peristiwa sejarah di analogikan sebagai bentuk sampah. Sejarah Hanya terfokus kepada Cerita - cerita Para Raja-Raja yang di Besar- besarkan agar si anak cucu nantinya mendapati kalau setiap raja di angungkan sedemikian rupa bahkan sampai di anggap sebagai Jelmaan Tuhan di Muka Bumi.
Hal ini bukanlah sebuah kekeliruan pengetahuan kita sebagai Subjek sejarah saat ini , setiap bukti sejarah yang di temukan secara umum dengan jumlah yang banyak seperti Prasasti, Kitap Pararaton dan lain sebagainya, cuman yang di sayangkan pada kita saat ini adalah Pemahaman sejarah kita yang di fokuskan hanya kepada hal itu saja, baik berupa kisah Para Raja maupun sebuah peristiwa yang menyangkut Para penguasa lainnya,, kekeliruan ini tidak lain dan tidak bukan juga sebagian besar memang di kita dapatkan dari bangku sekolah yang 12 Tahun lamanya selalu di Hujani Peristiwa peristiwa yang ke asliannya masih banyak di ragukan. alangkah sedihnya bangsa ini..
Coba kita ingat sebentar Peristiwa Perang Pertama Indonesia setelah merdeka, yang di anggap perang terbesar pertama setelah Perang Dunia II, yang di peringati Sebagai hari Pahlawan saat ini. dalam peristiwa ini yang paling terkenal Hanya Bung Tomo dan bukan juga salah, akan tetapi kita hanya kenal Beliau saja dan tambahan lain yaitu Mallaby dari pihak Lawan, akan tetapi kalau kita lihat dari sumber lain selain sumber yang di resmikan oleh Pemerintah untuk Pembelajaran di bangku Sekolah banyak lagi Santri Santri, Ulama ulama dan para pemuda biasa, Petani biasa, Nelayan Biasa bahkan Tukang Becak yang telah mengorbankan seluruh aliran darahnya untuk di keluarkan dengan sukarela dan hanya satu tujuan yang mereka ingin wujudkan "Merdeka" bukan jabatan, bukan uang. Banyak dari mereka yang memakai alat yang sangat sederhana untuk mempertahankan Bangsa Ini.
Lihat lah jaman kini pemuda dan pemudi yang semuanya bercermin kepada Barat, yang dahulu kala pernah menelanjangi mereka dengan paksa, dan sekarang mereka dengan sukarela di telanjangi oleh barat dengan ideologi yang tidak jelas dari mana dan kemana arah bangsa ini di Bawa..
Ingat sila ke empat Pancasila, " Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dan Permusyawarahan Perwakilan" , coba kita bandingkan saat ini apa para wakil (DPR/MPR) pada masa ini masih menerapkan Sila ini dalam setiap pengambilan keputusannya?, Tidak Lagi....semua keputusan sekarang di ambil dengan VOTING. Suara terbanyak...jadi sila ke empat ini hanya simbol saja bukan lagi sebuah ide dan dasar, sekarang kepentingan dan pemahaman setiap penguasa hanya di dasarkan kepada arah Internal atau lebih tepatnya Untuk diri dan kelompok sendiri,
disinilah mereka yang keliru, disinilah mereka yang salah arti, disinilah mereka yang menjadi sampah dalam perjalanan Bangsa, yang salah dalam Belajar dalam Sejarah Sampah Para Penguasa, yang di putar balikkan secara Halus oleh para Kolonial Sampah yang pernah Mengkerdilkan Asal Bangsa Ini
Setiap Pemahaman Sejarah Kalau di Lihat dari Cermin yang salah yang terpantul disana hanya Ide Ide Barat, maka lahirlah Pemuda Pemudi yang berlanjutkan menjadi Penguasa Sampah dalam Sejarah. Saat ini..Hari ini dan Mungkin Selanjutnya.
